Senin, 08 Agustus 2016

Hari Tari Sedunia

Sejarah Hari Tari Dunia

Diperingati tiap 29 April, Hari Tari menjadi momen dimana warga dunia menampilkan keindahan seni tari dari budayanya masing-masing.

Belajar menari bagi anak anak merupakan kegiatan yang kreatif, konstruktif, dan juga dapat menumbuhkan intensitas emosional. Tari tidak hanya dijadikan aktivitas reaksi, terapi, juga dapat menjadi alat ekspresi, dan laku estetis. (Ilham Krismansyah)
Menari. Tak hanya sekedar menghapal gerakan mengikuti irama, tapi juga menyelaraskan hati dengan apa yang ingin dipertunjukkan. Mengutip definisi Atik Sopandi tentang tari, “seni tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerakan ritmis atau ide tertentu.”
Dalam rangka memeringati Hari Tari Sedunia yang jatuh tiap 29 April, berbagai macam pagelaran tari dibuat di seluruh dunia. Di Indonesia, Hari Tari dirayakan di kota Solo, Jawa Tengah, dengan adanya pagelaran menari 24 jam yang dilakukan sejak Selasa pagi. Jalan Jenderal Sudirman dijadikan panggung terbuka untuk rakyat melihat pertunjukan tari Nusantara yang sangat beragam.
Di India, perayaan Hari Tari tahun ini dilakukan di sebuah panggung besar dengan menampilkan tarian-tarian khas India. Bertemakan “No Boundaries”, pertunjukan musik yang tercatat sebagai yang terbesar di tahun ini merupakan bagian dari usaha rakyat India melestarikan budaya mereka melalui pertunjukan tari.
Sejarah Hari Tari Sedunia
Hari tari dunia pertama kali dicanangkan di tahun 1982 oleh lembaga tari internasional CID–Counseil Internasional de la Danse. Tujuannya adalah untuk mengajak seluruh warga dunia berpartisipasi untuk menampilkan tarian-tarian negara mereka yang jumlahnya beragam.
Di tahun 2003, Professor Alkis Raftis yang saat itu menjadi Presiden CID mengatakan bahwa pelestarian budaya menari masih sangat minim. Tidak ada lembaga atau organisasi yang mendanai bidang seni tersebut secara memadai, tidak ada pendidikan seni tari, sehingga ketertarikan warga untuk menekuni bidang tari masih sangat rendah.
Bersama-sama dengan UNESCO, CID menjadi wadah bagi para warga dunia untuk mementaskan pertunjukan tari dari budaya mereka. Dengan begitu diharapkan semua generasi muda dapat terus melestarikan budaya melalui seni tari.
Di awal tahun 2007, promosi untuk merayakan Hari Tari semakin gencar dilakukan. Dengan berfokus pada anak-anak, lembaga tari internasional CID meminta seluruh anak sekolah untuk berpartisipasi dalam lomba menulis esai tentang tarian di negara mereka, melukis bertemakan tari, bahkan lomba menari yang dilakukan di jalanan. Sejak saat itu, Hari Tari Dunia semakin diapresiasi warga sehingga banyak pertunjukan tari diadakan untuk memeringati hari tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar