Sabtu, 07 November 2015

Pernak-Pernik Ahsan/Hendra Selama 3 Tahun Berpasangan

Pernak-Pernik Ahsan/Hendra Selama 3 Tahun Berpasangan

Pernak-Pernik Ahsan/Hendra Selama 3 Tahun BerpasanganMohammad Ahsan dan Hendra Setiawan ketika memenangi Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2013. (Dok. PBSI)
JakartaCNN Indonesia -- Selama tiga tahun berpasangan, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan telah sukses merebut banyak gelar bergengsi mulai dari juara dunia, juara All England, juara Asian Games, hingga sederet juara Super Series. Bagaimana Ahsan/Hendra melihat perjalan karier mereka?

Momen Paling Berkesan

Momen paling berkesan bagi Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan adalah ketika mereka berhasil menjadi juara dunia pada tahun 2013 lalu.

Berstatus sebagai unggulan keenam, Ahsan/Hendra berhasil menjadi juara dunia tanpa kehilangan satu gim. Keberhasilan menjadi juara dunia seolah jadi perayaan satu tahun mereka berpasangan.

"Bagi kami momen paling berkesan dalam karier kami saat berpasangan adalah Kejuaraan Dunia 2013. Kami mampu menjadi juara dunia untuk pertama kalinya setelah setahun berpasangan," tutur Hendra.

"Makin mengesankan karena kami berhasil berturut-turut menjadi juara di Indonesia Super Series Premier, Singapura Super Series, Kejuaraan Dunia, di tambah Jepang Super Series," kata Ahsan menegaskan.

Momen Paling Mengecewakan

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan memilih All England 2013 sebagai momen paling mengecewakan dalam perjalanan karier mereka sebagai pasangan.

Di turnamen tersebut, Ahsan/Hendra telah berhasil menapak ke babak semifinal dan berhadapan dengan ganda China, Liu Xiaolong/Qiu Zihan. Mereka saling mengalahkan di dua game awal sehingga pertandingan wajib dilanjutkan ke rubber game.

Pada gim penentuan tersebut, Ahsan/Hendra berada di atas angin dengan keunggulan 13-7. Namun ternyata, mereka gagal memanfaatkan momentum ini. Ahsan/Hendra gagal mengendalikan ritme permainan dan akhirnya kalah 17-21.

"Saat itu kami sudah unggul namun akhirnya kalah. Setelah kekalahan itu, pelajaran yang kami petik adalah kami benar-benar tak boleh lengah meskipun sudah unggul jauh atas lawan dalam sebuah pertandingan," ucap Ahsan mengenang.

Lawan Paling Berat

Lawan paling berat bagi Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan adalah ganda-ganda dari Korea dan China. Meski demikian, mereka tidak menyebut nama secara rinci.

"Semua ganda dari China dan Korea merupakan lawan berat bagi kami saat ini. Secara umum kemampuan ganda putra di 10 besar semuanya hampir sejajar sehingga kami harus waspada," ujar Hendra.

Lawan Paling Ringan

"Tidak ada lawan paling ringan. Di lapangan, kami harus fokus jika tak ingin kalah dari lawan yang ada di hadapan kami," tutur Ahsan.

Pemain yang Paling Ingin Dilawan

Bila bisa memilih siapa pemain ganda putra yang paling ingin dilawan dari berbagai dekade, Hendra Setiawan mengaku penasaran untuk bisa bertanding dengan legenda Korea, Park Joo-Bong.

"Karena banyak yang berkata dia pemain ganda yang hebat dan torehan prestasinya luar biasa," ucap Hendra menjelaskan alasannya.

Sementara itu Ahsan mengaku tidak memiliki keinginan untuk melawan siapapun dari pemain-pemain ganda masa lalu. "Dibandingkan kami, mereka semua lebih hebat," ujar Ahsan merendah.

Ritual Sebelum Bertanding

Fokus harus disiapkan beberapa saat jelang pertandingan. Untuk Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, mereka memilih untuk lebih banyak menenangkan diri dan berdoa sebelum pertandingan berlangsung.

"Biasanya, tiga jam sebelum pertandingan kami makan terlebih dulu. Setelah makan, kami berdoa masing-masing dan menenangkan diri," ucap Ahsan.

"Jelang pemanasan mungkin saya mengisi waktu dengan mendengarkan musik," kata Hendra menambahkan.

Bagi Ahsan/Hendra, pada momen-momen sebelum pertandingan, mereka berusaha untuk tidak memikirkan pertandingan wakil-wakil Indonesia lainnya yang mungkin bertanding sebelum mereka.

"Kami harus fokus pada diri kami sendiri dan tak perlu mengkhawatirkan yang lain," ucap Hendra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar